Bahasa Bunga
Bahasa bunga atau floriography adalah komunikasi melalui penggunaan rangkaian bunga. Arti tertentu dalam bunga telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun dalam budaya tradisional di seluruh Eropa, Asia, dan Timur Tengah. Penggunaan bahasa bunga meningkat pesat sejak masa Victoria di Inggris dan Amerika Serikat selama abad ke-19. Hadiah karangan bunga dan tanaman hias khusus digunakan untuk mengirim pesan tertentu ke penerimanya. Rangkaian bunga memungkinkan pengirim untuk mengungkapkan perasaan yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata. Masyarakat pada jaman Victoria sering memberikan karangan bunga kecil yang disebut nosegays atau Tussie-Mussies, yang dapat dipakai sebagai aksesori pakaian.
Sejarah Penggunaan Bahasa Bunga
Penggunaan bahasa bunga pada jaman Victoria sebenarnya berasal dari Turki. Di kerajaan Ottoman pada paruh pertama abad ke-18, khususnya pengadilan di Konstantinopel menggunakan tulip sebagai bahasa tertentu. Penggunaan bunga sebagai sarana komunikasi rahasia di zaman victoria tumbuh bersamaan dengan meningkatnya minat masyarakat dalam bidang botani.
Floriografi diperkenalkan ke Eropa oleh dua orang wanita yaitu Mary Wortley Montagu di Inggris pada tahun 1717, dan Aubry de La Mottraye di pengadilan Swedia pada tahun 1727. Buku pertama yang menjelaskan tentang bunga dan arti simboliknya yang berjudul “Dictionnaire du language des fleurs” ditulis oleh Joseph Hammer-Pugstall pada tahun 1809. Kemudian kamus bahasa bunga pertama terbit di tahun 1819 ketika Louise Cortambert (dengan nama pena Madame Charlotte de la Tour) menulis buku “La language des Fleurs“. Buku dan kamus tersebut mendorong industri penerbitan terutama di Perancis, Inggris, Amerika, Belgia, Jerman, negara-negara Eropa serta negara di Amerika Selatan. Penerbit dari berbagai negara telah menghasilkan ratusan edisi buku tentang bahasa bunga selama abad ke-19.
Penggunaan Bahasa Bunga di beberapa Negara
- Di Perancis penggunaan bahasa bunga menjadi populer sekitar tahun 1810-1850.
- Inggris pada zaman Victoria sekitar tahun 1820-1880
- Amerika Serikat sekitar 1830-1850
Kamus bahasa bunga dalam bahasa Inggris karangan Henry Phillips yang berjudul ‘Floral Emblems‘ diterbitkan pada tahun 1825. Selanjutnya Frederic Shoberl menulis buku ‘The Language of FLowers‘ yang di ilustrasikan dengan puisi terbit di tahun 1834. Robert Tyas adalah penulis bahasa bunga populer lainnya yang berjudul “The Sentiment of Flowers” atau ‘Language of Flora’. Buku tersebut pertama kali diterbitkan pada 1836 dan merupakan versi Inggris dari Charlotte de la Tour. Namun buku bahasa bunga yang paling populer adalah karangan Kate Greenaway yang berjudul “The Language of Flowers“. Buku tersebut pertama kali diterbitkan pada tahun 1884 dan terus dicetak ulang hingga saat ini.
Arti Bunga dan Simbolisme
Arti bunga tertentu dalam budaya Barat cukup bervariasi. Hampir setiap bunga memiliki beberapa makna. Seringkali definisi atau arti dari bunga berasal dari penampilan tanaman itu sendiri. Mawar merah tua digunakan untuk melambangkan intensitas cinta yang romantis. Mawar pink menyiratkan arti kasih sayang, mawar putih menunjukkan kebajikan dan kesucian, dan mawar kuning berarti persahabatan atau pengabdian. Mawar hitam yang sebenarnya merupakan warna merah yang sangat gelap dihubungkan dengan sihir hitam.
Bahasa bunga dalam literatur dan seni
William Shakespeare dan banyak penulis terkenal menggunakan bahasa bunga dalam tulisan-tulisan mereka. Shakespeare menggunakan kata “bunga” lebih dari 100 kali dalam karya drama dan soneta nya. Dalam Hamlet, Ophelia menyebutkan dan menjelaskan makna simbolis bunga rosemary, adas, columbine, rue, daisy, pansy dan bunga violet. Dalam karya Tale The Winter, putri Perdita berharap bahwa dia memiliki bunga violet, daffodil dan mawar untuk membuat karangan bunga untuk teman-temannya.